Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Jumat, 04 Desember 2009

kamera


ditemukannya kamera di awal abad ke-19, benda ini sungguh besar dan berat. Ia berbentuk kotak dari kayu yang dicat hitam dengan kaki-kaki yang tidak kalah beratnya. Memakai kamera di awal lahirnya fotografi memang sesuatu yang sangat rumit.
Tidaklah heran kalau dunia jurnalistik foto tertinggal jauh dibandingkan dengan dunia jurnalistik tulis. Percetakan sudah bisa menyebarkan tulisan sejak lebih dari 200 tahun lalu. Namun, foto baru masuk surat kabar pertama kali di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto pertama di surat kabar itu adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown karya Henry J Newton.
Kamera yang berat memang telah menjadi kendala utama dunia jurnalistik. Wartawan foto jelas tidak akan produktif kalau kamera yang dipakainya sampai harus dibawa oleh beberapa orang sekaligus.
Kamera portabel
Sejalan dengan waktu, tuntutan dunia jurnalistik, juga tuntutan orang yang ingin memotret saat berpesiar, telah melahirkan kamera-kamera portabel. Yang paling legendaris, dan dipakai sampai awal tahun 60-an adalah Kodak Speedgraphic dengan film ukuran lebar 6 sentimeter (format medium).
Walau begitu, Kodak Speedgraphic pun sebenarnya masih besar ukurannya karena film yang dipakai pun berukuran besar. Teknologi yang ada saat itu belum memungkinkan film berukuran kecil bisa diproduksi massal, murah, dan tetap punya mutu bagus.
Maka, pada akhir tahun 50-an, saat film format 135 (lebar 35 milimeter) yang, antara lain, telah dirancang Oscar Barnack 30 tahun sebelumnya mulai bisa diproduksi besar-besaran, serta lahirnya kamera format 135 yang andal seperti Nikon F dan Nikon F2, dunia jurnalistik maju makin pesat. Mobilitas jurnalis foto jadi ringan karena kamera 135 bahkan bisa diangkat dengan satu jari dan bisa masuk dalam tas dengan mudah. Foto-foto perjalanan pun makin banyak dihasilkan.
Percepatan dunia fotografi pun melaju makin pesat saat kamera digital mulai dipakai pada awal tahun 90-an. Tanpa adanya film, ukuran kamera jelas bisa makin kecil dan kecil. Dunia digital juga menciptakan kamera-kamera jenis baru yang bentuk dan kemampuannya kian beragam.
Kalau dalam dunia permobilan dikenal mobil dengan setir kiri atau kanan, lalu dalam dunia peralatan dikenal peralatan untuk orang kidal atau orang normal, tidaklah demikian dalam dunia kamera.
Semua kamera yang ada di pasaran dirancang hanya untuk orang tidak kidal. Artinya, orang kidal harus mengoperasikan kamera dengan apa adanya, dengan
segala keterbatasan orang kidal saat memakai barang “normal”.
Secara umum, kamera harus dipegang dengan tangan kanan, dengan jari tengah, jari manis dan jari kelingking memegang dari depan, serta jempol memegang dari belakang. Telunjuk dirancang untuk memijit tombol pelepas rana.
Varian
Varian-varian dalam pengembangan bentuk kamera ideal akhirnya berkutat dengan pakem di atas. Pada kamera single lens reflex (SLR), pemakaian tangan kiri biasanya dilakukan untuk menyangga dan memutar gelang lensa, sedangkan pada kamera yang lebih ringan, seperti prosumer dan kamera saku, tangan kiri ikut memegang kamera agar lebih stabil.
Seperti telah disebutkan di atas, dunia digital memungkinkan kamera makin kecil dan kecil. Kita melihat kasus saat ini di mana kamera digital SLR Olympus memilih sensor ukuran kecil dengan akibat lensanya juga bisa mengecil. Lensa Olympus berpanjang fokal ekuivalen 400 milimeter dengan “bukaan” terbesar 3,5 cuma punya ukuran ulir depan 67 milimeter. Bandingkan dengan lensa 400 milimeter/f3,5 ukuran 135 normal (full frame) yang diameter depannya pasti minimal 85 milimeter.
Teknologi di masa depan pasti memungkinkan untuk membuat kamera 16 megapiksel dengan ukuran cuma sebesar pentol korek api saja. Namun, apakah kamera sekecil ini nyaman dipakai?
Problem dengan pengecilan ukuran kamera pasti akan mentok pada sebuah ukuran. Barang yang dipakai manusia punya batas-batas ukuran agar bisa dipakai secara nyaman. Agar tidak terlalu kecil, sebuah kamera di masa depan pasti akan menambahkan beberapa fungsi untuk mengisi ruang kosong yang tersisa.
Kemampuan rekam/pemutar video dan audio pada kamera sudah ada saat ini. Bukan mustahil di masa depan kamera juga berfungsi sebagai komputer pribadi yang menyimpan semua data dan keperluan seseorang untuk hidup dan berbisnis.
Yang bisa dipastikan saat ini adalah, laju kemajuan dan pencarian bentuk kamera ideal masih terus berlangsung dengan kecepatan sangat tinggi. Ukuran akan mentok pada sebuah ukuran, tetapi bentuk kamera akan menyesuaikan dengan kemampuan yang ditambahkan kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar